Apakah mereka memotivasi karyawan, membuat keputusan, mengalokasikan sumber daya atau menegosiasikan kesepakatan, manajer sangat penting untuk bisnis. Manajer telah menjadi faktor integral untuk kesuksesan bisnis sejak Revolusi Industri. Teori manajemen telah dikembangkan dan digunakan sejak pertama kali manajemen menjadi bagian standar praktik bisnis. Sementara teori lama masih relevan, teori baru terus dikembangkan untuk mengikuti tren bisnis saat ini.

Tempat kerja telah berubah secara dramatis sejak teori manajemen pertama disusun. Manajemen modern bukanlah praktik satu ukuran untuk semua. Oleh karena itu, sangat membantu untuk mendapatkan pemahaman tentang teori manajemen dan aplikasinya.

Konsep Umum dalam Teori Manajemen

Semua teori manajemen berputar di sekitar konsep yang serupa. Manajer diharapkan menangani proses, orang, informasi, dan tugas lain yang diperlukan. Seorang manajer mungkin perlu memotivasi karyawan bawahannya atau menentukan cara terbaik untuk meningkatkan proses operasional. Teori manajemen memberikan kerangka kerja untuk berhasil menangani tanggung jawab tersebut.

Manajer harus bertanggung jawab atas kinerja tim mereka menuju tujuan organisasi. Mencapai tujuan bisnis mungkin termasuk mengurangi kesalahan manusia atau proses standarisasi. Teori manajemen membantu mengklarifikasi jenis tujuan ini bagi manajer dan menginformasikan cara terbaik untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Dari Mana Teori Manajemen Berasal?

Produksi massal dan Revolusi Industri membawa persyaratan baru untuk mengelola orang dan proses. Ketika perusahaan mulai tumbuh dalam ukuran dan produksi, pemilik bisnis semakin membutuhkan manajer untuk menjalankan operasi sehari-hari. Sebelum Revolusi Industri, hanya sedikit organisasi dan militer yang membutuhkan teori manajemen. Sebagai hasil dari perluasan industri, praktik manajemen menjadi pertimbangan teoretis utama dalam studi bisnis.

Bagaimana Teori Manajemen Diklasifikasikan?

Teori manajemen tertentu telah menjadi bagian integral dari praktik bisnis modern. Ada tiga klasifikasi utama untuk teori manajemen: Teori Manajemen Klasik, Teori Manajemen Perilaku dan Teori Manajemen Modern . Klasifikasi ini mewakili era yang berbeda dalam evolusi teori manajemen. Masing-masing klasifikasi ini selanjutnya mengandung banyak sub-teori.

Teori Manajemen Klasik berpusat pada pelaksanaan dan memaksimalkan produksi. Teori Manajemen Perilaku semakin berfokus pada elemen manusia dan memandang tempat kerja sebagai lingkungan sosial. Teori Manajemen Modern dibangun di atas dua teori sebelumnya, sambil menggabungkan metode ilmiah modern dan pemikiran sistem.

Teori Manajemen Klasik

Teori Manajemen Klasik adalah teori manajemen tertua. Teori Manajemen Klasik berfokus pada operasi dan penciptaan standar untuk meningkatkan hasil produksi. Dalam Teori Manajemen Klasik, kompensasi dianggap sebagai motivasi utama bagi karyawan. Seorang manajer yang mempraktikkan Teori Manajemen Klasik akan berfokus pada peningkatan output dan memberi penghargaan kepada karyawan berkinerja tinggi melalui upah atau bonus.

Ada tiga teori utama yang terdiri dari Teori Manajemen Klasik:

Teori Manajemen Ilmiah

Teori Manajemen Ilmiah adalah teori manajemen yang sangat awal yang berfokus pada meminimalkan limbah dan mengurangi waktu produksi. Ini dikembangkan oleh Frederick Taylor, yang berusaha menggunakan pendekatan ilmiah untuk meningkatkan operasi. Teori Taylor menekankan pemberian insentif pada kinerja karyawan dan mengurangi praktik "hit and trial".

Teori Manajemen Administrasi

Teori Manajemen Administrasi dikembangkan oleh Henri Fayol, yang dianggap sebagai pendiri teori manajemen. Teori ini mempertimbangkan semua aktivitas yang harus dilakukan oleh bisnis. Manajemen dianggap sebagai aktivitas bisnis utama dan teori ini memberikan pedoman terperinci bagi para manajer.

Teori Birokrasi

Teori Birokrasi mempromosikan alasan untuk memandu keputusan manajemen, daripada karisma atau nepotisme. Dikembangkan oleh sosiolog Max Weber, teori ini menekankan sistem otoritas formal. Persatuan dan otoritas hirarki organisasi adalah inti dari Teori Birokrasi.

Teori Manajemen Perilaku

Industri dan organisasi yang semakin kompleks memunculkan lebih banyak kepentingan manusia di tempat kerja. Teori manajemen mulai memasukkan metode yang lebih berorientasi pada orang. Perilaku manusia dan memuaskan kebutuhan interpersonal karyawan menjadi lebih penting bagi manajemen. Seorang manajer yang mempraktikkan Teori Manajemen Perilaku dapat memotivasi kerja sama tim melalui pengembangan suasana kolaboratif.

Ada dua teori utama yang membentuk Teori Manajemen Perilaku:

Teori Hubungan Manusia

Teori Hubungan Manusia menganggap organisasi sebagai entitas sosial. Teori ini mengakui bahwa uang saja tidak cukup untuk memuaskan karyawan. Moral dianggap sebagai bagian integral dari kinerja karyawan. Kelemahan utama dari teori ini adalah membuat beberapa asumsi tentang perilaku.

Teori Ilmu Perilaku

Teori Ilmu Perilaku menggabungkan unsur-unsur psikologi, sosiologi, dan antropologi untuk memberikan dasar ilmiah. Ini mengkaji mengapa karyawan termotivasi oleh faktor-faktor tertentu, seperti kebutuhan sosial, konflik, dan aktualisasi diri. Teori ini mengakui individualitas dan kebutuhan manajer untuk bersosialisasi.

Teori Manajemen Modern

Organisasi modern harus menavigasi perubahan konstan dan kompleksitas eksponensial. Teknologi adalah elemen yang dapat mengubah dan menjungkirbalikkan bisnis dengan sangat cepat. Teori Manajemen Modern berusaha menggabungkan unsur-unsur ini dengan teori manusia dan tradisional. Seorang manajer yang mempraktikkan Teori Manajemen Modern mungkin menggunakan statistik untuk mengukur kinerja dan mendorong kerja sama lintas fungsi.

Tiga teori modern utama terdiri dari Teori Manajemen Modern:

Teori Kuantitatif

Teori Kuantitatif muncul dari kebutuhan akan efisiensi manajerial selama Perang Dunia II. Itu dikembangkan menggunakan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah seputar integrasi sistem manusia, bahan dan sistem. Teori ini dikembangkan terutama untuk meningkatkan dan mendukung pengambilan keputusan militer.

Teori Sistem

Teori Sistem memandang manajemen sebagai komponen organisasi yang saling terkait. Alih-alih melihat organisasi sebagai serangkaian silo, setiap departemen adalah bagian dari keseluruhan sistem atau organisme. Manajemen harus mendukung tujuan dan aliran proses yang melayani kesehatan organisasi secara keseluruhan.

Teori Kontingensi

Contingency Theory dikembangkan oleh sosiolog Joan Woodward setelah dia meneliti mengapa beberapa perusahaan berkinerja lebih baik daripada yang lain. Dia menemukan bahwa organisasi berkinerja tinggi memanfaatkan teknologi dengan lebih baik dan manajer mereka membuat keputusan yang lebih baik dalam konteks situasional. Teori ini mengakui bahwa manajer yang efektif harus dapat beradaptasi dengan situasi dan keadaan yang unik.

Bagaimana Memilih Teori Manajemen?

Setiap teori manajemen memberikan wawasan yang berharga ke dalam persyaratan manajerial. Tidak ada model atau teori tunggal yang akan bekerja untuk setiap organisasi. Banyak organisasi modern menerapkan kombinasi teori untuk mewujudkan keberhasilan manajemen. Hal ini menyebabkan terciptanya model organisasi yang lebih baru dengan hierarki yang kurang terstruktur.

Manajemen yang efektif adalah tulang punggung bisnis apa pun. Penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor saat memutuskan teori mana yang paling ideal untuk usaha kecil. Seringkali, usaha kecil kurang kaku hierarkis dan harus beroperasi dengan staf minimal. Penting untuk memilih teori dan praktik manajemen yang berkelanjutan, terutama jika sumber daya bisnis terbatas.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved